cover film kejamnya ibu tiri ta sekejam ibu kota 1981
Indonesia di kenal sebagai negara kepulauan,banyak terdiri dari suku,bahasa,budaya dan agama ada di dalamnya.namun kesemuanya dapat di persatukan menjadi kesatuan,sesuai dengan semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika.
Masih di tengah suasana libur lebaran,tradisi pulang kampung atau mudik ke kampung halaman merupakan icon dari perayaan lebaran itu sendiri.Maka tidak heran bila Jakarta kondisi jalannya sepi/lenggang,yang tidak seperti biasanya macet,bising dan dan tak pernah mati atau berhenti dari pagi ke pagi lagi,di karenakan memang aktifitas perekonomian berjalan 24 jam,selain dari itu pula Jakarta merupakan Ibu kota negara.
Namun tinggal menyisahkan beberapa hari lagi libur lebaran akan usai,para pemudik pun akan kembali ke Jakarta,dengan membawa dan mengajak saudara kerabat dari kampung halamannya.Dan ini adalah permasalahan dari tahun ke tahunnya,ketika usai musim mudik lebaran.Bertambahnya urban tentu berakibat bertambahnya jumlah pengangguran di ibu kota,bertambahnya pengangguran tentu bertambah dan berpotensi pula aksi/tindakan kejahatan.Di karenakan tuntutan perut,kecemburuan sosial yang amat tinggi serta godaan ingin lebih cepat mendapatkan uang agar dapat tercapai apa yang di inginkannya.
Hanya sekedar ajakankah?...atau hanya karena terbuai melihat dan mendengar saudara-saudaranya yang bercerita,akan mudahnya cari uang di Jakarta?.... Padahal yang di ketahui hidup da ibukota itu keras,seakan bagai hidup di rimba,siapa yang kuat dia yang selamat...siapa yang kuat pula dia akan tetap bertahan hidup.
Bagaimana menurut pendapat para pembaca dan pendapat para sobat?
Teringat dengan salah satu judul film nasional di era tahuan 80-an Kejamnya Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu Kota,dan film Ratapan Anak Tiri di mana pada cuplikan cerita di film itu menggambarkan betapa kejamnya sosok seorang ibu tiri pada salah satu keluarga,dan menurut pandangan dari masyarakat kita pada waktu itu.
Dan berikut ini penggalan lirik lagu dari soundtrak film Ratapan Anak Tiri....Ibu tiri hanya cinta...kepada ayah ku saja...(cukup segitu saja ya...ga usah panjang-panjang...hehe...)dan seterusnya...
Oleh karena nya dari judul film Kejamnya Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu Kota,sekaligus memberi inspirasi dan referensi dalam proses pembuatan tulisan ini,sehingga pada titik akhirnya penulis pun memberikan judul Kejamnya Ibu Kota vs Kejamnya Ibu Tiri,semoga bermanfaat.*yet.
Indonesia di kenal sebagai negara kepulauan,banyak terdiri dari suku,bahasa,budaya dan agama ada di dalamnya.namun kesemuanya dapat di persatukan menjadi kesatuan,sesuai dengan semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika.
Masih di tengah suasana libur lebaran,tradisi pulang kampung atau mudik ke kampung halaman merupakan icon dari perayaan lebaran itu sendiri.Maka tidak heran bila Jakarta kondisi jalannya sepi/lenggang,yang tidak seperti biasanya macet,bising dan dan tak pernah mati atau berhenti dari pagi ke pagi lagi,di karenakan memang aktifitas perekonomian berjalan 24 jam,selain dari itu pula Jakarta merupakan Ibu kota negara.
Namun tinggal menyisahkan beberapa hari lagi libur lebaran akan usai,para pemudik pun akan kembali ke Jakarta,dengan membawa dan mengajak saudara kerabat dari kampung halamannya.Dan ini adalah permasalahan dari tahun ke tahunnya,ketika usai musim mudik lebaran.Bertambahnya urban tentu berakibat bertambahnya jumlah pengangguran di ibu kota,bertambahnya pengangguran tentu bertambah dan berpotensi pula aksi/tindakan kejahatan.Di karenakan tuntutan perut,kecemburuan sosial yang amat tinggi serta godaan ingin lebih cepat mendapatkan uang agar dapat tercapai apa yang di inginkannya.
Hanya sekedar ajakankah?...atau hanya karena terbuai melihat dan mendengar saudara-saudaranya yang bercerita,akan mudahnya cari uang di Jakarta?.... Padahal yang di ketahui hidup da ibukota itu keras,seakan bagai hidup di rimba,siapa yang kuat dia yang selamat...siapa yang kuat pula dia akan tetap bertahan hidup.
Bagaimana menurut pendapat para pembaca dan pendapat para sobat?
Teringat dengan salah satu judul film nasional di era tahuan 80-an Kejamnya Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu Kota,dan film Ratapan Anak Tiri di mana pada cuplikan cerita di film itu menggambarkan betapa kejamnya sosok seorang ibu tiri pada salah satu keluarga,dan menurut pandangan dari masyarakat kita pada waktu itu.
Dan berikut ini penggalan lirik lagu dari soundtrak film Ratapan Anak Tiri....Ibu tiri hanya cinta...kepada ayah ku saja...(cukup segitu saja ya...ga usah panjang-panjang...hehe...)dan seterusnya...
Oleh karena nya dari judul film Kejamnya Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu Kota,sekaligus memberi inspirasi dan referensi dalam proses pembuatan tulisan ini,sehingga pada titik akhirnya penulis pun memberikan judul Kejamnya Ibu Kota vs Kejamnya Ibu Tiri,semoga bermanfaat.*yet.