Perjuangan Untuk Selembar Tiket


Tiket KAPerjuangan Untuk Selembar Tiket. Tradisi mudik lebaran dengan menggunakan jasa angkutan umum Kereta api untuk setiap tahunnya, masih merupakan pilihan favorit ditengah masyarakat kita. Hal ini tentu saja pertanda bukti bahwasannya pelayanan kereta api semakin hari kian baik dan dapat memuaskan perjalanan mereka.
Lantaran dapat terhindarnya dari kemacetan arus lalu lintas di jalan ketimbang bila menggunakan jasa angkutan darat lainnya, selain itu jatah tempat duduk yang sudah dipasang pas, gerbong ber AC dan ditambah pula mengingat harga tiketnya pun kini relatif terjangkau alias murah meriah. Seperti contoh untuk tiket kereta api kelas ekonomi tujuan Jakarta(Kota) - Kroya (Jateng) saja diberikan tarif Rp 35.000,-. Berbeda dari tahun sebelumnya harga tiket di beri bandrol Rp 60 ribuan dengan tujuan yang sama.

Namun dibalik kenyamanan dari pelayananannya yang telah disebutkan. Amat disayangkan masih terdapat titik celah kekecewaan pada calon para penggunanya, terutama dalam urusan pemesanan tiket.

Menurut keterangan yang sempat saya dapat dari salah satu petugas penunggu loket di stasiun kereta api Pasar Senen (Jakata Pusat) minggu lalu. Pihaknya menjelaskan penjualan dan pemesanan tiket kereta api untuk arus mudik menjelang dan sesudah hari raya khususnya untuk wilayah Jakarta yang akan menuju ke sejumlah kota di Jateng dan Jatim dipastikan sudah habis terjual. (lah wong lebaran aja masih lama)
Dan sepertinya mereka juga menyangkal adanya permainan dari pihaknya kepada pihak agen dan online untuk penjualan tiket.
Dan lagi - lagi meski diujungnya harus terdengar slogan lama yang di keluarkan "siapa yang cepat dia lah yang dapat".

Kendati demikian untuk mendapatkan tiket kereta mudik ke kampung halaman, memang diakui tidaklah sama mudah dengan ketika kita hendak membeli air mineral kemasan di swalayan.
Setidaknya berbagai upaya memang mesti di lakukan. Dimana kita harus rela antri di depan loket, keluar tengah malam menuju minimarket atau menyiapkan koneksi internet kelas wahid demi memburu selembar tiket. Dan mungkin justru hal - hal ini lah yang barangkali menjandi ciri dan nilai seni tersendiri dari perjuangan yang sudah dilakukan tadi.*yet.