masukkan script iklan disini
Entahlah,apakah ini menunjukan satu teguran karena tanda masih sayang-Nya.
Atau jangan-jangan hal ini pula,bisa jadi merupakan imbas dari sebuah kekeliruan dan rasa ketidak-syukuran.
Namun di balik itu semua,kita bersama yakin akan ada sebuah hikmah besar,agar kita bisa lebih ramah lagi terhadap alam serta pandai mengingat pemberian nikmat dari Tuhannya.
Masih sering terdengar dan terlihat ramai di berbagai media hingga hari ini,tentang pemberitaan meletusnya Gunung Kelud pada beberapa waktu lalu.Terutama akan dampak dari abu vulkaniknya yang tidak hanya menghujani sekitar lokasi gunung saja,namun lebih jauh meluas sampai ratusan kilo ke daerah atau kota lain di wilayah Jawa.
Sementara itu menurut para ahli di bidangnya memperkirakan setidaknya Jakarta juga berpotensi terkena guyuran abu vulkanik gunung Kelud, (meskipun hal itu sangat kecil kemungkinannya).
Alasan dari perkiraan itu selain dasyatnya letusan,di sebabkan pula saat ini sedang masuk musim transisi di iringi angin kencang dan adanya tutupan awam hitam.
Oleh karenanya ada kemungkinan abu bisa sampai ke Ibukota,kendati demikian efeknya tidaklah sampai membahayakan (ujar,Kepala Bidang Informasi BPBD,DKI Jakarta).
Namun berbeda dengan alasan dari Pak Irwan rekan sekerja saya,ia mengatakan pandangannya lewat broadcast massagenya.
Jadi,memang persoalan macet dan tingginya tingkat polusi,bukan hanya membuat tak nyaman warga ibukotanya,ternyata.
Tapi ada pihak (warga lain) yang mengeluhkan kondisi yang sama,termasuk sekumpulan abu kelud ini pun ikut urun merasakannya.(ada ada aja)*yet.